Muhammad bin Abdul Wahhaab ,selain seorang manusia, juga seorang muslim. Dengan demikian, diperlukan obyektivitas dan imparsialitas dalam mempelajari tentang kehidupan, pengajaran, karya tulis dan buah pikiran beliau. Beliau memiliki hak medapatkan "pengadilan yang adil". Seberapa banyak pun orang yang menyelisihi beliau, tidak ada seorang pun yang berhak menghakimi beliau.
Rosulullah saw. bersabda:
"Kezaliman akan menjadi kegelapan di hari kiamat." (Muttafaq 'alaih)
Rosulullah saw. juga bersabda:
"Muslim atas muslim lainnya diharamkan darahnya, hartanya dan kehormatannya." (HR Muslim)
Rosulullah saw. juga bersabda:
"berhati-hatilah dengan doa seorang yang dizalimi, karena tidak ada penghalang antara doanya dan Allah." (HR Bukhori dan HR Muslim)
Bahkan dalam riwayat lain rosulullah saw. bersabda:
"berhati-hatilah dengan doa orang yang terzalimi meskipun dia kafir, karena tidak ada penghalang antara doanya dengan Allah." (HR Ahmad)
Dalam segala hal, imparisalitas, obyektivitas, integritas keilmuan dan keadilan haruslah ada dalam diri setiap muslim. Hal ini berlaku meskipun musuh atau lawan. Allah SWT telah menjelaskan:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu
jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Almaidah:8)
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan. (Annisa:135)
Ayat-ayat dan hadis-hadis diatas harus membuat siapa saja yang beriman dengan sungguh-sungguh untuk takut dalam berbicara sesuatu yang tidak benar atau tidak adil tentang orang lain.
Tulisan ini bertujuan memberikan pemaparan yang adil dan akurat tentang kehidupan dan ajaran Muhammad bin abdul Wahhaab. Untuk mencapai tujuan ini, kesimpulan yang ditarik hanya dari sumber yang reliabel secara historis dan logis, akurat, substantif dan dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan baik dari muslim maupun non-muslim.
Pada tulisan berikutnya, saya akan memaparkan tentang kehidupan Muhammad bin Abdul Wahhaab.
No comments:
Post a Comment