Monday, May 28, 2012

Bani Israil, dari Bangsa Pilihan ke Budak-budak Firaun

Hampir semua referensi tentang Freemasonry dan Zionisme membahas Kabbalah sebagai akar paganis dari kedua gerakan terselubung ini. Semua sepakat, Kabbalah diwarisi dari ajaran Paganisme Mesir Kuno. Segala perangkat dan simbolnya, dari anak lembu hingga Sang Mata, tak berubah sedikitpun. Silahkan simak buku Harun Yahya, Ancaman Global Freemasonry.

Sekarang kita bicarakan bangsa yang semula dipilih Allah untuk menjadi model bagi alam semesta. Bani Israil. Sayangnya, dengan cerita tentang Kabbalah dan beberapa ayat Quran, mereka lebih layak disebut sebagai budak-budak Fir'aun. Tentu saja dengan mengecualikan Musa, Harun, dan nabi-nabi Bani Israil selanjutnya.

Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Ingatlah nikmat Allah atas kalian ketika Dia menyelamatkan kalian dari (Fir'aun dan) pengikut-pengikutnya. Mereka menyiksa kalian dengan siksa yang pedih. Mereka menyembelih anak-anak laki-laki kalian, membiarkan hidup ana-anak perempuan kalian; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Rabb kalian." (Ibraahim 6)


Bagaimana dengan nasib budak-budak Fir'aun ini? berikutnya Quran bercerita tentang pelarian mereka bersama Nabi Musa as:

Maka Fir'aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul." Musa Menjawab: "Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Rabbku besertaku, Dia akan memberi petunjuk kepadaku." (Asy Syu'araa 60-62)


Ada yang unik dalam diksi Musa. Mengapa ia berkata, "Inna ma'iya Rabbi.. Sesungguhnya Rabbku besertaku..? Mengapa tidak ia katakan saja "Inna ma'anaa Rabbunaa.. Sesungguhnya Rabb kita beserta kita.."? Ada apa sebenarnya? Inilah perbedaan antara Bani Israil yang dipimpin Musa dengan Abu Bakr Ash Shiddiq yang menyertai Rosulullah berhijrah.

Abu Bakr menyertai Rosulullah dengan segenap jiwa dan raganya. Jiwa mereka senada dalam iman, hati mereka semakna dalam Islam, ruh mereka seikat dalam ukhuwwah. Maka ketika Abu Bakr khawatir para pengejar dari Makkah akan melihat mereka berdua saat bersembunyi di ceruk kecil gua Tsur, Rosulullah tegas berkata: "Laa tahzan, innallaaha ma'anaa... Jangan berduka, Allah beserta kita! (Attaubah 40)"

Lalu budak-budak Fir'aun itu? Mereka membersamai Musa dalam langkah kakinya saja, belum dalam keimanannya. Maka Musa hanya bisa berkata bahwa Allah bersamanya, tetapi Allah belum membersamai kaumnya. Mengapa?

Dan Kami sebrangkan bani israil ke seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang tekun menyembah berhala mereka, bani israil berkata: "Hai Musa, buatkanlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguhnya kalian ini adalah kaum yang membodoh!" (Al A'raaf 138)


Bayangkan!, Baru beberapa saat lalu Allah selamatkan mereka dari kejaran Fir'aun dan tentaranya. Baru sekian hitungan berlalu sejak lautan terbelah. Baru sekian tarikan nafas sejak Allah menyelamatkan mereka dan menunjukkan kuasaNya, kini apa yang mereka minta? Benarlah Musa, Kalian ini kaum yang membodoh, dan cerita bodohnya berlanjut terus..

Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zhalim. (Al a'raaf 148)


Bayangkan lagi! Ditinggal ke gunung Thur sebentar saja, mereka sudah pandai membuat tuhan dari perhiasan emas yang seharusnya jadi bekal. Ini lagi bukti tentang Kabbalah! Anak lembu, Apis yang sangat dihormati dalam mitologi Mesir Kuno. Benar-benar paganisme yang diselundupkan! Tetapi Musa punya Allah yang telah banyak membantunya. "Bagaimana ya caranya, agar Musa dan tuhannya itu menjadi tidak berarti?", pikir Samiri dan kawan-kawannya, para penyelundup paganisme. Gampang, katakan saja begini:

Dan (ingatlah), ketika kalian berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang", karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya (Al Baqarah 55)


Dan tidak sampai disitu kerewelan para penyelundup paganisme ini. Sampai pun soal makanan. Sesungguhnya Allah telah menurunkan manna dan salwa yang langsung bisa dinikmati tanpa susah payah. Apa kata mereka tentang karunia ini?

Dan (ingatlah), ketika kalian berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar dengan satu macam makanan saja. Sebab itu berdoalah kamu, untuk kami, kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayur, ketimun, bawang putih, kacang adas dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta." Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas. (Al Baqarah 61)


Diksi budak-budak Fir'aun itu juga menarik. Berdoalah kamu, untuk kami, kepada Tuhanmu. Mengapa bukan "Berdoalah kita, untuk kita, kepada Tuhan kita"? Egoisme tanpa iman penuh keangkuhan.

Gaya bicara ini diulangi lagi saat mereka diperintah menyembelih sapi betina.

Mereka menjawab: "Mohonlah engkau kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami, sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu." (Al Baqarah 68)


Belum lagi, di ayat sebelumnya dikisahkan bahwa ketika mereka mendengar pertama kali perintah Allah ini mereka berkomentar, "Apakah engkau hendak jadikan kami bahan olokan?" Subhanallah, perintah Allah dikatakan akan jadi bahan olokan? Ini sih mending, nyembelih sapi, Bagaimana dengan perintah menutup aurat? perintah menjaga akhlaq dan kesusilaan? Mirip seperti orang jaman sekarang yang berdalih membela lady gaga, sejatinya mereka membela ketelanjangan perempuan?

Itulah mereka! Mereka sedang duduk garuk-garuk kepala di perbatasan Palestina. Kepengecutan membuat mereka tidak berani melangkah memasuki tanah yang dijanjikan Allah akan dikuasakan kepada mereka. Dasar budak Fir'aun! Dengar apa yang mereka katakan kemudian:

Mereka berkata: "Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya, selagi mereka ada di dalamnya. Karena itu pergilah kamu bersama Tuhanmu, dan berperanglah kalian berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja." (Al Maaidah 24)


Sungguh kalimat yang tidak pantas keluar dari lisan seorang hamba kepada Rosul dan Rabb yang telah mengutusnya.

Mungkin kita ingin berteriak, "Dasar penyelundup paganisme najis! Dasar budak Fir'aun!" Tapi jangan-jangan, kita ada kemiripan meski sedikit? Na'udzubillaahi min dzalik.

No comments:

Post a Comment

Comments System

blogger/disqus/facebook